A.
SUBJEK HUKUM
Subjek
Hukum adalah
segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam
hukum. Subjek hukum terdiri dari Orang dan Badan Hukum. Subjek hukum dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu :
- Subjek Hukum Manusia (orang)
Adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama selaku pendukung hak dan kewajiban. Pada prinsipnya orang sebagai subjek hukum dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia. Selain itu juga ada manusia yang tidak dapat dikatakan sebagai subjek hukum. Seperti : - Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa, dan belum menikah.
- Orang yang berada dalam pengampunan yaitu orang yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros.
Menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1330, mereka yang oleh hukum telah
dinyatakan tidak cakap untuk melakukan sendiri perbuatan hukum ialah:
- Orang yang belum dewasa.
- Orang yang ditaruh di bawah pengampuan (curatele), seperti orang yang dungu, sakit ingatan, dan orang boros.
- Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin)
2. Subjek
Hukum Badan Usaha
Adalah
sustu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh hukum dan mempunyai tujuan
tertentu. Sebagai subjek hukum, badan usaha mempunyai syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh hukum yaitu :
1.
Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggotanya
2. Hak dan
Kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban para anggotanya.
Badan
hukum sebagai subjek hukum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Badan hukum publik, seperti negara, propinsi, dan kabupaten.
a. Badan hukum publik, seperti negara, propinsi, dan kabupaten.
b. Badan
hukum perdata, seperti perseroan terbatas (PT), yayasan, dan koperasi
B.
OBJEK HUKUM
Objek
hukum adalah
segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam
suatu hubungan hukum. Objek hukum dapat berupa benda atau barang ataupun hak
yang dapat dimiliki serta bernilai ekonomis.
Jenis objek hukum berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni:
Jenis objek hukum berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni:
1.
Benda Bergerak
Adalah
suatu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba, dirasakan dengan panca indera,
terdiri dari benda berubah / berwujud.
2.
Benda Tidak Bergerak
Adalah
suatu benda yang dirasakan oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat) dan
kemudian dapat direalisasikan menjadi suatu kenyataan, contohnya merk
perusahaan, paten, dan ciptaan musik/lagu.
C. UNSUR – UNSUR HUKUM
- Peraturan atau norma mengenai pergaulan manusia dalam pergaulan masyarakat.
- Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
- Peraturan itu bersifat memaksa.
- Sanksi terhadap pelanggar peraturan tersebut tegas, berupa hukuman.
D. CIRI – CIRI HUKUM
- Adanya perintah atau larangan. Perintah atau larangan itu harus ditaati oleh semua orang
- Pelanggarnya dikenakan sanksi.
Dari
pendapat para ahli hukum belum terdapat satu kesatuan mengenai pengertian
hukum, namun dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hukum memiliki beberapa unsur
yaitu :
- Adanya peraturan/ketentuan yang memaksa.
- Berbentuk tertulis maupun tidak tertulis.
- Mengatur kehidupan masyarakat
- Mempunyai sanksi.
Peraturan
yang mengatur kehidupan masyarakat mempunyai dua bentuk yaitu tertulis dan
tidak tertulis. Peraturan yang tertulis sering disebut perundang undangan
tertulis atau hukum tertulis dan kebiasan-kebiasaan yang terpelihara dalam
kehidupan masyarakat. Sedang Peraturan yang tidak tertulis sering disebut hukum
kebiasaan atau hukum adat.
E. Tujuan Hukum
Tujuan
Hukum menurut :
- Teori Etis
Teori
etis mengajarkan,bahwa hukuman itu semata mata menghendaki keadilan.Teori teori
yang mengajarkan tentang hal itu dinamakan teori etis,karena menurut
teori-teori itu,isi hukum semata mata harus ditentukan oleh kesadaran etis kita
mengenai apa yang adil dan apa yang tidak adil.
- Geny
Dalam “science et technique en droit prive positif” Geny mengajarkan bahwa hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Dan sebagai unsure dari pada keadilan disebutkannya kepentingan daya guna dan kemanfaatan. - Bentham (Teori Utilitis)
Jeremy
Bentham dalam bukunya “Introduktion to the morals and legisiation” berpendapat
bahwa hukum bertujuan untuk mewujudkan semata mata apa yang berfaedah bagi
orang. Dan apa yang berfaedah kepada orang yang satu, mungkin merugikan orang
lain, maka menurut teori utilities, tujuan hukum ialah menjamin adanya
kebahagiaan sebanyak banyaknya pada orang sebanyak banyaknya. Kepastian melalui
hukum bagi perseorangan merupakan tujuan utama dari pada hukum.
- Prof. Mr J. Van Kan
Dalam
buku “Inleiding tot de Rechtwetenschap” Prof. Van Kan menulis antara lain
sebagai berikut : Jadi terdapat kaedah-kaedah agama,kaedah-kaedah
kesusilaan,kaedah-kaedah kesopanan, yang semuanya bersama-sama ikut berusaha
dalam penyelenggaraan dan perlindungan kepentingan-kepentingan orang dalam
masyarakat.
Referensi :
BUKU ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI & BISNIS
PENGARANG : ARUS AKBAR SILONDAE. SH., LL.M , ANDI FARIANA.
SH., M.H.
PENERBIT : MITRA WACANA MEDIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar