Keriswastaan
Kewiraswastaan melibatkan penciptaan ide-ide bisnis dan
kemauan untuk menerima resiko. Wiraswasta mencoba untuk mengidentifikasikan
kesempatan bisnis. Ketika mereka menemukan satu kesempatan mereka menginvestasikan sebagian uang mereka untuk
menciptakan suatu bisnis dengan harapan bahwa mereka akan memperoleh laba yang
memadai sebagai imbalan atas usaha mereka. Tetapi, mereka menghadapi resiko
bahwa laba dari bisnis tersebut mungkin tidak setinggi yang diharapkan.
Faktanya, jika beban melampaui pendapatan, laba dapat menjadi negative dan
bisnis tersebut gagal. Dalam
perekonomian bebas, banyak bisnis yang dapat diciptakan dalam industry yang
sama, sehingga menciptakan persaingan yang intens. Dalam situasi ini, suatu
perusahaan yang mengenakan harga terlalu tinggi untuk produknya dapat gagal
karena pelanggan akan beralih ke pesaingnya. Secara serupa, suatu perusahaan
yang tidak dikelola dengan baik dapat gagal karena bebannya terlalu tinggi.
Risiko kegagalan ini dapat mengurangi motif untuk menciptakan bisnis.
Wiraswasta menyadari bahwa jika mereka mengestimasikan
potensi profitibilitas suatu bisnis terlalu tinggi atau mengelola bisnis
tersebut dengan buruk, mereka akan kehilangan uang yang mereka investasikan.
Dengan demikian, mereka akan terkena penalti langsung jika mereka membuat
keputusan yang buruk. Guna membatasi risiko, wiraswasta sebaiknya berhati-hati
dan realistis sebelum memutuskan untuk menginvestasikan uang mereka guna
menciptakan suatu bisnis baru. Tetapi, wiraswasta yang mengembangkan ide-ide
bisnis bagus yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan yang mengelola bisnis mereka
dengan efisien akan memperoleh imbalan berupa laba yang besar.
Kewiraswastaan (Enterpreneurship)
adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan menginvestasikan
dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan
menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya, yang
bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk keuntungan
di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau perusahaan yang dibangun oleh
seseorang dengan kepribadian tertentu (wiraswastawan/entrepreneur) sebagai
alternative penyediaan lapangan kerja, minimal bagi si pemilik modal itu, kita
sebut wiraswasta.
Wiraswasta
Pengertian wiraswastawan menunujuk
kepada pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia
pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk :
- Berdiri diatas kekuatan sendiri
- Mengambil keputusan untuk diri sendiri
- Menetapkan tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri
- Mengambil resiko
- Tegas
- Memperhatikan lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang
Peranan wiraswastawan
1.
Memimpin usaha secara teknis maupun
ekonomis dengan berbagai aspek fungsional
- Mencari keuntungan bisnis
- Membawa perusahaan ke arah kemampuan
- Memperkenalkan hasil produksi baru
- Memperkenalkan cara produksi yang lebih maju
- Membuka pasar
- Merebut sumber bahan mentah maupun bahan setengah jadi
- Melaksanakan bentuk organisasi perusahaan yang baru
Unsur penting wiraswasta
Dalam wiraswasta ada beberapa unsur
penting yang satu sama lainnya saling terkait. Unsur-unsur tersbut adalah :
è Unsur
pengetahuan
Mencirikan
tingkat penalaran yang dimiliki seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan
banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan orang bersangkutan.
è Unsur
keterampilan
Pada umumnya
diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswastawan yang
dilengkapi keterampilan tinggi akan mempunyai keberhasilan yang lebih tinggi.
è Unsur
kewaspadaan
Merupakan paduan
unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi keadaan yang akan datang.
Kewaspadaan berkaitan dengan pemikiran atau rencana tindakan untuk menghadapi
sesuatu yang mungkin terjadi atau diduga yang akan dialami.
Perusahaan kecil
Perusahaan kecil memegang peranan
penting dala komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju
(Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukka bahwa komunitas
perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang
produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainnya. Seringkali dari
perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting
dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang sekarang
ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan
lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu
dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang dengan pesat menjadi
perusahaan raksasa.
Perkembangan franchising di Indonesia
Waralaba
(franchise) sebenarnya merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal
oleh dunia, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin
jahit Singer di Amerika Serikat, pada tahun l851, yang kemudian diikuti oleh
General Motors Industry pada tahun l898. Dalam perkembangannya, sistem bisnis
ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian
dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering
pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang
demikian pesat terutama di negeri asalnya, Amerika Serikat menyebabkan waralaba
digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35
persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Kerajaan
Inggris (UK) berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya
Wimpy and Golden Egg, pada dekade 60-an. Format bisnis waralaba memang tak
dapat dipungkiri eksistensinya dan digemari oleh pengusaha-pengusaha mengingat
kecilnya risiko kegagalan yang mungkin timbul dalam menjalankan usaha khususnya
bagi pengusaha-pengusaha pemula. Bahkan dibanyak negara, kegagalan usaha yang
mempergunakan format bisnis waralaba prosentasenya tidak lebih dari satu digit.
Di Indonesia, waralaba sebagai format bisnis mulai dikenal pada awal dekade
80-an, seiring masuknya waralaba asing disektor usaha rumah makan siap saji
(fast food chain restaurant) antara lain, KFC, Pioneer Take Out, Texas Church,
dan lain-lainnya. Jaringan bisnis ini berkembang sangat pesat dalam waktu yang
singkat, bahkan menurut data di Deperindag RI hingga tahun l997 (sebelum
terjadinya Krisis Moneter) telah terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai
penerima waralaba (franchisee) dari suatu waralaba asing, dan tersebar di
beberapa bidang usaha, antara lain; Rumah makan/restoran, Jasa pemasaran, hotel, toko buku dan toko cindera mata, minimarket, persewaan kendaraan, pusat kebugaran dan
perawatan tubuh, penata rambut, salon kecantikan, dll.
Di sisi lain, perusahaan lokal yang telah
mengembangkan usahanya dengan mempergunakan format bisnis waralaba jumlahnya
tidaklah sebanyak waralaba asing banyak atau hanya sekitar 10 persen dari
jumlah waralaba asing yang ada di Indonesia. Perusahaan lokal tersebut antara
lain; Es Teller 77, CFC, ILP, LIA, Lutuye Salon, Rudy Hadisuwarno, Indomaret
dan lain-lainnya. Sebagaimana diuraikankan dimuka, Waralaba sebagai format
bisnis mulai di kenal di Indonesia pada awal tahun 1980, dibidang Restoran Siap
Saji ( Fast Food Restaurant ), seperti KFC, Pioneer Take out. Sedangkan
Franchise (waralaba) generasi pertama yang cenderung disebut lisensi memang
telah lebih dahulu dikenal, antara lain seperti; Coca-cola, obat-obatan,dsb. Perkembangan
Waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat.
Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai
penerima waralaba ( franchisee ) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui
master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima
waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramid atau sistem sel suatu
jaringan format bisnis waralaba berekspansi. Bahkan dari data Deperindag RI,
hingga tahun 1997 telah tedaftar sekitar 250 perusahaan penerima Waralaba
dimana hampir 70 persennya bergerak di bidang restoran siap saji. Pesatnya
perkembangan Waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena didukung oleh
jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik, disamping pola makan
masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan diluar rumah.
Berikut ini adalah definisi dari
istilah – istilah tersebut berdasarkan PP No.16 Tahun 1997, yaitu;
1.
Pemberi Waralaba adalah badan usaha atau peorangan
yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan
hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki
pemberi waralaba.
2. Penerima
Waralaba adalah
badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha
yang dimiliki pemberi waralaba.
3. Penerima
Waralaba Utama adalah
penerima waralaba yang melasanakan hak membuat perjanjian Waralaba Lanjutan
yang di peroleh dari pemberi waralaba.
4. Penerima Waralaba Lanjutan adalah badan usaha atau perorangan
yang menerima hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pemberi Waralaba
melaui penerima waralaba utama.
5. Perjanjian
Waralaba adalah
perjanjian secara tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba.
6. Perjanjian
Waralaba Lanjutan adalah
perjanjian secara tertulis antara Penerima Waralaba Utama dengan Penerima
Waralaba Lanjutan.
Ciri-ciri perusahaan kecil
Manajemen berdiri sendiri.
Biasanya para manajer perusahaan adalah
pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk
bertindak dan mengambil keputusan.
Investasi modal terbatas.
Pada umumnya modal perusahaan kecil
disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah
modal yang diperlukan relative kecil.
Daerah operasinya lokal.
Dalam hal ini majikan dan karyawan
tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.
Ukuran secara keseluruhan relative kecil
( penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)
Keuntungan perusahaan
kecil
è Kebebasan dalam
bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam
mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih memungkinkan dalam
perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relative kecil,
sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.
è Penyesuaian
dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baik terutama karena dekatnya
perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan,
serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan
perubahan selera pelanggan.
Kelemahan perusahaan kecil
Perusahaan
dengan ukuran apa saja (Besar, sedang, maupun kecil) selalu mengadung resiko.
Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi
ekonomi, persaingan, dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang
terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhadap
karyawannya.
Mengembangkan perusahaan kecil
Untuk
mengembangkan perusahaan diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal:
profil pribadi ( dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi,
perincian pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan
sejarah, analisis tentang para pesaing dan pasar, startegi persaingan dan
rencana opersai, rencana arus uang kontan dan analisis pulang rokok ) serta
paket pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman
yang diminta, alasan pembenaran, jadwalan pembayaran kembali- dan
ketentuan-ketentuan pembayaran ). Pertimbangan yang matang untuk mengembangkan
perusahaan, memerlukan kejelian yang terkait erat dengan kemampuan manajemen,
pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan dan strategi
untuk memenangkan persaingan pasar.
Kegagalan perusahaan
kecil
Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya kegagalan dalam perusahaan kecil. Sebagian penyebab
kegagalan telah disebutkan seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya
modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk
menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman,
kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan
pemilihan bidang usaha, dana lain-lain.
Perbedaan kewirausahaan dan Bisnis
kecil
Banyak guru ,
dosen ataupun pengusaha , berpendapat bahwa kewirausahaan dan bisnis kecil itu
berbeda , padahal sama sekali tidak ada perbedaan nya, kenapa?? Karena
antara kewirausahaan dan bisnis kecil :
1. Mereka sama-sama berbisnis
2. Pengukuran potensi bisnis sama
3. Kapasitas dan varietas bisa dikatakan hampir sama karena
membuat lapangan kerja
4. Unsur permodalan hanya dilihat dari sudut pandang yang
berbeda ketika memulai dan dimulai
5. Jiwa enterpreneur yang dimiliki sama
6. Ujung pangkalnya adalah pengembangan potensi enterpreneur
sejatinya, apakah langgeng atau tidak
SUMBER : BUSINESS COMMUNICATION
PENGARANG : Dr. fr.ff.M.Budi Djatmiko.M.SI
PENERBIT : STEMBI
SUMBER : BUSINESS COMMUNICATION
PENGARANG : Dr. fr.ff.M.Budi Djatmiko.M.SI
PENERBIT : STEMBI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar